A. Pengertian Batu Ginjal
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam ginjal
a. Batu ginjal adalah bentuk defosit mineral paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+ namun asam urat dan kristal lain juga pembenuk batu. Meskipun kulkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada pelvis dan kolik ginjal (Doengoes, 1999: 686).
b. Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya terjadi pada orang yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal keluar tubuh (Selamiharja, Nanny, 1998).
c. Batu ginjal adalah terdapatnya batu dalam sistem pelvis dan kalises ginjal, biasanya kalsium, yang dapat pula terjadi dalam jaringan ginjal atau nefrokalsinosis (Ovedoff, David, 2002: 993).
d. Batu ginjal adalah masa keras seperti batu yang terbentuk pada ginjal dan biasanya menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih tau infeksi (Maupathi, David, 2000).
B. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya
Faktor intrinsik antara lain :
- Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
- Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
- Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
- Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
- Iklim dan temperatur
- Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.
- Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
- Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.(3)
C. Patofisiologi
Terbentuknya batu biasanya terjadi air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.
Terdapat beberapa teori tentang pembentukan batu pada ginjal, yaitu:
a. Teori inti matrik
Terbentuknya batu ginjal, batu seperti pada saluran kemih atau ginjal memerlukan substansi organik sebagai inti pebentukan. Matrik organik berasal dari serum dan protein urine yang memberikan kemungkinan pengendapan kristal sehingga akan menjadi pembentukan inti.
b. Teori saturasi
Teori ini berkaitan dengan terjadinya kejenuhan substansi bembentukan batu di ginjal, dalam urine seperti sistin, vantin, asam urat, kalsium oksalat akan mengakibatkan pembentukan batu.
c. Teori presipitasi- kristal
Terjadinya perubahan pH urine mempengaruhi substansi dalam urine. Pada urine yang bersifatasam akan mengendap asam urat, garam urat, sistin dan santin. Sedangkan urine yang bersifat basa akan mengendapkan garam-garam fosfat. Pengendapan ini baik urine yang bersifat asam maupun basa akan menjadi inti pembentukan batu.
Teori berkurangnya faktor penghambat seperti peptisida fosfat, pirofosfat, sistrat, magnesium akan mempermudah terbentuknya batu pada ginjal
D. Manifestasi Klinis
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
6. Nyeri tekan kostovertebral
7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
8. Gangguan faal ginjal.
Efek Batu Pada Saluran Kemih :
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada traktus urinarius :
a. Pada ginjal yang terkena
- Obstruksi
- Infeksi
- Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.
- Iskemia parenkim.
- Metaplasia
b. Pada ginjal yang berlawanan
- Compensatory hypertrophy
- Dapat menjadi bilateral
E. Komplikasi
a. Retensi urine
b. Hidroureter
c. Hidronefrosis
d. Abses ginjal
e. Pleonefrosis
f. Urosepsis
g. Gagak ginjal
F. Penatalaksanaan
1. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
2. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.(1)
G. Pencegahan
Cara penanggulangan batu ginjal dan kemih bervariasi. Yang utama dicari kasusnya, letak dan ukuran batunya. Kemudian baru ditentukan diatasi dengan cara yang mana yang paling tepat atau kombinasi berbagai cara. Kalau letak batu sulit dijangkau atau terlalu besar, jalan satu-satunya dengan pembedahan. Kalau ginjal yang ditumbuhi batu mulai rusak, harus diangkat, agar ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya batu ginjal (Selamiharja, Nanny, 1998) yaitu:
a. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
b. Dianjurkan untuk banyak minum air putih (8-10 gelas per hari)
c. Diet rendah kalsium seperti ikan salam, sarden, keju, sayur kol. Makin tinggi kalsium, kian tinggi pula eskresinya yang menambah pembentukan kristalisasi garam-garam kapur.
d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentuk batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalsium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh arena itu asupan makanan tersebut dikurangi.
f. Pengobatan penyakit yang dapat menimbulkan batu ginjal seperti hyperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker.
g. Dianjurkan mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, jeroan karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat biasa diberikan allopurinol.
i. Kurangi minuman bersoda dan es teh karena mengandung asam osfalat yang akan meningkatkan pembentukan batu dalam ginjal.
j. Mulailah berolahraga dan kurangi berat badan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.(5)
b. Pemeriksaan Fisik
- Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat, dan nausea.
- Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau dengan hidronefrosis.
- Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi urin.
- Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan urosepsis
c. Pemeriksaan penunjang
- Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi retrograd
- Ultrasonografi (USG)
Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil (3). Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan penyebab batu.
Menurut Nasution , Yusum (2001, 299) pemeriksaan yang diperlukan adalah
a. Pemeriksaan urin
Guna mengetahui komponen-komponen yang ada di dalamnya.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Dibutuhkan untuk mengetahui kadar darah terutama kandungan ureum dan kreatinin darah yang berperan dalam menunjukan adanya gangguan pada ginjal atau tidak.
c. Pemeriksaan BNO- IVP
Untuk mengetahui komponen-komponen didalamnya ginjal dan kandung kemih.
d. Pemeriksaan radiologi (USG, CT-Scan, MRI)
Dengan pemeriksaan radiologi ini, dapat teridentifikasi batu-batu yang kecil yang sulit ditemukan dengan cara konvensional
Dipostingkan Oleh:
BAYU INDRA RAMADHAN
05200 ID 09084/2C
HANI ROHAENI
05200 ID 09092/2C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar